Sabtu, 12 April 2014

An Agent

Main cast             : KryBer (Krystal & Amber)
Subcast                : Yulsic (Yuri & Jessica)
                             Bae Suzy
Genre                   : Tentukan sendiri

Krystal POV

                Lagi malam ini aku melakukan hal yang tidak aku inginkan. Aku kembali membunuh seseorang untuk menyelesaikan tugas agen yang harus kuselesaikan. Aku adalah seorang pembunuh bayaran yang selalu di sewa orang untuk menghabisi nyawa siapa saja yang disuruhkan kepadaku. Selama ini aku tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang pekerjaanku ini, tapi lama kelamaan aku mulai jenuh dengan pekerjaan yang kujalani saat ini.

                Aku merasa sangat hina, karena aku seperti pembunuh berdarah dingin yang selalu menghabisi nyawa siapapun dengan sangat mudahnya. Aku ingin keluar dari lingkup kegelapan ini, apa ada yang bisa mengeluarkan dari sini. Aku ingin menjadi gadis biasa yang tidak harus selalu berurusan dengan senjata dan darah manusia atau mayat yang sudah terbujur kaku setelah aku habisi dengan sadis.

                Seperti biasa setelah aku menyelesaikan tugasku aku akan langsung pergi ke bar untuk mengurangi penat setelah membunuh. Sebelum aku keluar dari mobil, pisau lipat dan pistol dengan tipe SIG P250 sudah kutinggal terlebih dahulu. Aku tidak mau membunuh siapapun setelah semalaman bergelut dengan bau darah. Aku masuk ke dalam bar tersebut dan langsung disambut dengan dentuman musik keras dari dalam bar.

                Mungkin sedikit alkohol dapat membuatku rileks. Aku sudah terlalu lelah dengan hidupku yang suram, bahkan aku sudah tidak ingat bagaimana aku bisa terjun kedalam dunia gelap seperti ini. Aku mengedarkan pandanganku kesekeliling bar dan aku langsung melihat sosok yang menarik perhatianku. Seorang namja dengan wajah yang lumayan tampan menurutku. Aku duduk disebelahnya yang sedang meneguk vodka miliknya dengan wajah datar.

                 Aku memesan Tequilla kepada bartender. Sesekali aku melirik kearah namja yang duduk disebelahku, tapi dia hanya menatap datar kearah dance floor di depannya. Dia tidak sedikitpun menoleh kearahku, walau aku tau dia sadar kalau dia sedang aku perhatikan. Itu malah bagus untukku, aku jadi bisa lebih leluasa memandangnya. Dia nampak tampan dengan kemeja hitam yang lengannya dilipat sebatas siku menunjukkan lengan kekarnya. Dua kancing teratas kemejanya tidak terkancing menunjukkan sedikit kulit dadanya yang seksi.

                Pesananku datang dan aku segera meneguk minuman beralkohol itu sedikit. Sedikit mengernyit saat minuman itu masuk melewati kerongkonganku, rasanya seperti terbakar. Saat aku akan meneguk minuman itu untuk kedua kalinya tiba-tiba ada seseorang yang merebut minumanku. Baru saja aku ingin memarahi orang tersebut karena seenaknya saja merebut minumanku, tapi semua itu harus tertelan setelah aku bertatapan dengan mata itu. Mata namja yang daritadi aku perhatikan, namja itu menatapku tajam.

“Tidak baik yeoja secantik dirimu mabuk dimalam hari.” Ucapnya serak, Oh God. Suara seraknya saja bisa terdengar seksi di telingaku sepertinya aku sudah gila.

“Itu bukan urusanmu. Kembalikan minumanku!” Jawabku dingin.

Aku mengulurkan tanganku untuk mengambil minumanku yang berada ditangannya, tapi dia malah menarikku kedalam pelukannya dengan menggunakan tangannya yang bebas. Sehingga sekarang aku berada di dalam pelukannya. Dari jarak yang sangat dekat ini aku dapat mencium wangi tubuhnya yang maskulin. Aroma tubuhnya seperti bau pohon pinus dengan pencampuran wangi jeruk yang menurutku lucu, tapi aku suka wangi tubuhnya membuatku betah berlama-lama di dalam pelukan hangatnya ini.

“Aku tau kau tertarik padaku nona. Apa kau ingin sedikit bermain denganku?” bisik namja itu tepat ditelingaku membuatku bergidik geli.

“Lepaskan aku, sebenarnya apa maumu hah?” geramku berusaha meredakan kegugupanku karena masih berada di dalam pelukannya.

“Aku mau kau nona. Bolehkah aku mencicipimu sebentar saja nona?” namja itu melonggarkan pelukannya dari tubuhku. Ini kesempatan bagus untuk kabur darinya.

                Aku baru saja akan pergi, tapi dengan cepat namja itu menarik tanganku. Sepertinya lebih tepatnya menyeretku keluar dari bar ini, dia terus menyeretku hingga kami berhenti di sebuah mobil yang mungkin adalah mobil namja yang baru aku kenal ini. Dia menyandarkan tubuhku dipintu mobilnya. Dia meletakkan kedua tangannya di samping kepalaku. Apa yang ingin dia lakukan, aku jadi menyesal telah meninggalkan senjataku tadi.

“Kumohon sebentar saja. Aku tidak akan menyakitimu, aku butuh bantuanmu sebentar saja, maukah kau membantuku?” bisiknya didepan wajahku, aku dapat merasakan nafas hangatnya menerpa wajahku.

“Ap...Apa itu?” tanyaku serak, aku merasa aneh kenapa suaraku bisa serak seperti ini.

“Ada seorang wanita yang selalu mengejarku. Berpura-puralah kau itu yeojaku.” Ucapnya matanya menatap mataku intens.

“Baiklah tidak masalah.” Jawabku enteng, oh bagus bagaimana bisa aku mengatakan hal itu dengan cepat dan enteng.

“Baiklah kalau kau setuju seperti itu berarti kau mau melakukan apa saja denganku bukan...” aku menatapnya bingung, apa maksud dari namja satu ini.

Belum sempat aku memahami apa maksud dari kalimatnya dia sudah mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku membulatkan mataku saat bibir itu melumat bibirku intens. Kakiku melemas saat dia mulai menggerayangi leherku, aku memejamkan mataku menikmati setiap sentuhannya. Lidahnya dengan lihai menyapu leherku membuatku mengeluarkan suara-suara tertahan dari bibirku. Dengan cepat namja itu membungkam mulutku dengan ciumannya, dia melesakkan lidahnya kedalam mulutku membelit lidahku mengajaknya bermain di dalam sana.

“Oppa! Ka...kau...!” dia mengehentikan aksinya saat mendengar suara seseorang. Dia berbalik menatap kearah yeoja yang memanggilnya tadi.

“Oh Suzy, ada apa?” tanyanya santai, tangannya merangkul pinggangku mesra, membuatku mengerti. Jadi yeoja cantik di depanku ini adalah yeoja yang mengejar-ngejarnya. Dia cantik dan tubuhnya tinggi tidak sepertiku.

“Aniyo oppa, aku kira kau tadi sedang apa ternyata kau sedang sibuk. Sepertinya aku mengganggu acara kalian, sebaiknya aku pergi. Aku pergi dulu oppa!” yeoja itu berbalik pergi dengan raut wajah yang dibuat setegar mungkin, meninggalkan kami berdua yang masih menatap punggung yeoja itu berjalan menjauh.

“Jadi dia yeoja yang mengejar-ngejarmu hmm?” tanyaku pada sosoknya yang kini tengah bersandar pada mobilnya.

“Yup... dia.” Jawabnya tenang.

“Kenapa kau tidak menyewa seorang yeoja saja dari bar itu. Bukannya banyak sekali pelacur yang dapat kau jadikan yeoja sementaramu.” Ucapku dingin, aku ikut menyandarkan tubuhku ke mobil.

“Aku tidak bisa sembarangan mencium seorang yeoja.” Jawabnya datar.

“Bukannya aku juga yeoja sembarangan yang kau temui di bar?” aku mendongakkan kepalaku menatapnya yang masih betah menatap lurus kearah depan.

“Yah kau benar. Tapi kau bukan yeoja sembarangan Baby Krys.” Kini wajahnya berpaling kearahku. Dia memanggilku apa tadi? Baby Krys? Bagaimana dia tahu nama panggilan itu.

“Apa aku tidak salah dengar? Kau memanggilku apa tadi?” tanyaku mencoba mengulang apa yang tadi dia ucapkan.

“Baby Krys. Apa itu belum cukup untukmu?” tanyanya, dia menatapku tajam. Aku bingung siapa sebenarnya dia.

“Apa kau melupakanku Krys?” tanyanya dengan pandangan terluka.

“Entahlah aku tidak tau.” Jawabku, karena aku tidak yakin apakah aku pernah mengenalnya. Raut wajahnya benar-benar kecewa sekali saat aku mengatakannya.

“Baiklah, sebaiknya kau segera pergi sekarang. Ini sudah hampir pagi, apa kau membawa mobil?” tanyanya mengalihkan pembicaraan.

“Ya, aku bawa mobil.” Aku mengangkat bahuku enteng.

“Pulanglah Krys, ini sudah hampir pagi! Aku duluan!” dia berjalan menuju kursi kemudi di mobilnya.

                Aku terus memperhatikannya sampai dia mengeluarkan kunci dari saku celana jeansnya dan membuka mobilnya. Selama itu aku berpikir siapa namja ini apa aku pernah mengenalnya? Apa dia pernah hadir di waktu hidupku selama ini. Saat mesin mobilnya mulai menyala dan mobil itu mundur aku sempat panik, aku lupa kalau aku belum menanyakan namanya.

“Chankaman! Bisa kau beri tahu aku namamu? Aku sudah mencoba mengingatmu, tapi sulit sekali mencari memori tentangmu, siapa tahu dengan aku tau namamu aku bisa mengingatmu.” Jelasku, dia menyembulkan kepalanya di jendela mobil.

“Amber!” jawabnya singkat. Sambil berlalu mengendarai mobilnya dia meninggalkanku sendirian.

                Amber, aku rasa aku pernah mendengar nama itu, tapi dimana aku lupa. Ah sudahlah, daripada memikirkan hal yang membingungkan seperti ini, lebih baik aku pulang dan beristirahat. Aku berjalan menuju mobilku yang terparkir agak jauh dari tempatku berdiri sekarang.

***

AUTHOR POV

                Amber kembali ke apartemennya dengan perasaan campur aduk. Dia merutuk kesal kepada yeoja yang telah dengan seenaknya melupakannya. Dia langsung masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya yang empuk. Ini sudah jam tiga pagi, itu artinya sebentar lagi akan pagi dan dia sudah harus kembali ke kantornya. Melakukan rutinitasnya seperti biasa, pergi bekerja dan pulang ke rumah hanya untuk beristirahat. Sepi itulah yang dirasakannya, selalu seperti itu.

                Dirumahnya yang besar itu dia hanya tinggal sendiri, orang tuanya tinggal di Kanada dan kakak perempuannya tinggal di Amerika bersama suaminya dan putranya. Amber lebih memilih tinggal di Korea karena dia berniat untuk mencari seseorang yang telah lama menghilang. Sebenarnya bukan sepenuhnya menghilang, tapi dia yang meninggalkan gadis itu. hingga malam ini dia kembali bertemu dengan gadis itu di sebuah bar.

                Parahnya gadisnya itu sudah mulai bisa meminum-minuman yang memabukkan. Amber memang sudah melihat gadis itu semenjak gadis itu muncul di pintu masuk bar, dengan menggunakan pakaian yang benarr-benar sexy. Pria manapun pasti akan tergoda untuk mencicipi tubuhnya. Dia geram, sangat geram setelah sekian lama tidak bertemu dengan gadis itu. dan kini gadis itu sudah berubah menjadi sosok yang benar-benar berbeda. Kemana gadis yang dulu memiliki sifat lembut dan feminim itu. semua hilang digantikan dengan sosok gadis anggun, angkuh dan juga dingin walau sifat dinginnya memang sudah ada saat mereka masih sering bersama dulu.

                Amber menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan menerawang, mencoba memikirkan alasan kenapa Krystal bisa melupakannya. Dia sampai harus memutar otaknya sedemikian rupa. Dia bingung, memikirkan kemungkinan yang akan terjadi selama beberapa tahun ini setelah mereka tidak bertemu kembali.

                Tanpa sadar Amber sudah jatuh tertidur di tempat tidurnya hingga ia terbangun akibat suara jam yang memekakkan telinga berbunyi membangunkannya dari alam mimpinya. Amber membuka matanya dengan berat, dia melihat kesekelilingnya.

“Ah ya.... aku ada di kamar.” Amber bergegas ke kamar mandi dan mandi.


***

“Krys, kamu sudah makan sayang?” Jessica baru saja keluar dari kamarnya.

“Ne onnie, aku baru saja selesai makan. Masakan onnie semakin baik saja, semenjak onnie mengenal Yul oppa, onnie semakin rajin memasak saja. Apa itu efek karena onnie terlalu mencintai Yul oppa?” goda Krystal iseng yang sukses membuat wajah Jessica merona.

“Yak kau dongsaeng kurang ajar. Bukannya masih mending aku mau belajar memasak, kalau sewaktu-waktu kau jatuh sakit siapa yang akan memasak untukku. Jadi aku harus bisa memasak juga bukan.” Kilah Jessica.

“Bohong, onnie mau belajar kan semenjak onnie jatuh cinta dengan Yul oppa yang sangat suka memasak itu kan. Aku tahu hal itu onnie.” Goda Krystal membuat wajah Jessica semakin merona merah.

“Sudahlah. Onnie mau pergi dulu. Kau jaga rumah ya!” Jessica keluar dari apartemen mereka.

                Krystal berjalan menuju kamarnya yang tidak terlalu jauh dari dapur. Di kamar dia kembali memikirkan tentang pertemuannya dengan namja di bar semalam. Pikirannya melayang jauh mengingat bagaimana lembutnya bibri namja itu saat menciumnya. Tatapan namja itu yang terluka, membuatnya bingung. Siapa sebenarnya namja itu? kenapa dia bisa muncul sekarang?

                Krystal mengingat nama yang disebutkan namja tadi. Amber. Amber. Amber. Dia terus mengulang nama itu dalam benaknya. Nama itu terasa tidak asing baginya. Tapi entah bagaimana bisa dia tidak mengingat wajah tampan itu. Mungkin saja, namja itu adalah salah satu anak cliennya, tapi tidak mungkin, selama ini dia tidak pernah bertransaksi dengan para clien yang membawa anak. Atau mungkin namja itu adalah salah satu cliennya. Sontak pemikiran itu langsung membuat Krystal bangkit dari tidurnya. Dia berjalan ke salah satu brankas yang tersembunyi di balik baju-baju miliknya. Disanalah dia menyembunyikan semua data cliennya. Dari siapa orang yang menyuruh membunuh, sampai siapa yang harus dibunuh.

                Krystal membuka-buka berkas yang dimilikinya secara perlahan. Dibacanya dengan teliti lembar demi lembar, tapi nihil. Nama namja dan data namja itu tidak ada. Itu artinya namja itu bukan salah satu clien atau targetnya. Krystal mengerang frustasi saat dia tidak dapat menemukan siapa namja itu. Krystal kembali menyimpan berkas itu ke dalam brankas dan menguncinya dengan baik hati-hati. Kini Krystal beralih pada laptop yang terletak di atas meja kerjanya.

                Krystal beralih ke situs internet untuk mencari siapa namja itu. Dia mengetikkan nama Amber, dan dengan seketika nama itu muncul beserta fotonya. Krystal mengklik salah satu artikel bisnis yang memuat nama namja itu.

                Amber J Liu, salah satu pengusaha muda terkaya Korea. Namja keturunan Taiwan-Amerika itu setelah lulus kuliah langsung mendapatkan tempat di salah satu perusahaan ternama Korea. Kwon’s Corp menunjuknya untuk memegang salah satu cabang perusahaan di Amerika. Dan kini perusahaan tersebut maju dengan sangat pesat tidak kalah dengan perusahaan yang di pegang oleh Kwon Yuri, selaku Presiden Direktur Kwon’s Corp.

“Jadi namja itu adalah teman dari Yuri oppa. Tapi aku tidak pernah ingat kalau Yuri oppa pernah mengenalkannya padaku.” Gumam Krystal.

                Kalau mereka saling mengenal, itu artinya dia bisa bertanya kepada Yuri untuk memperjelas siapa namja itu dan kenapa namja itu bisa mengenalinya. Krystal mematikan laptop miliknya dan kembali ke tempat tidurnya. Krystal memilih untuk tidur, karena semalaman dia tidak tidur. Pekerjaannya memaksanya untuk tidak tidur di malam hari atau berhari-hari hanya untuk membunuh. Krystal selama membunuh dia selalu menggunakan dua senjata. Pistol SIG P250 dan pistol FN-FNP45 yang mampu memuat 14 sampai 16 putaran peluru. Dia sangat menyukai pistol, tapi disaat tertentu dia menggunakan pisau lipat yang selalu tersembunyi di balik lengan jaketnya.

                Krystal memang pembunuh bayaran yang paling terkenal di dunia gelap. Tidak ada yang pernah lolos dari tanganya. Krystal memang tidak pernah menunjukkan wajahnya kepada seluruh cliennya dia selalu menggunakan perantara yaitu asisstennya. Asistennyalah yang selalu mengurus semua transaksi, sehingga keberadaan mereka tidak akan pernah terendus oleh polisi.

                Sekalipun polisi menyelidiki seluruh pembunuhan yang telah dilakukannya, semua tidak akan bisa terselediki sampai selesai. Mereka pasti akan mendapat jalan buntu yang penuh dengan misteri saat menyelidiki kasus pembunuhan yang dilakukan Krystal. Krystal selalu membereskan targetnya seolah-olah targetnya itu kecelakaan atau mengalami serangan dari hewan buas. Dan masih banyak lagi rencana pembunuhan yang dilakukan dengan sangat rapi.


***


                Krystal terbangun saat hari sudah menjelang sore hari. Dia mengusap matanya, mencoba membiasakan pandangannya. Perlahan dia melihat cahaya jingga menyusup dari tirai gordennya yang terbuka tertiup angin. Krystal melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya agar segar. Selesai mencuci wajah Krystal berjalan menuju dapur. Dilihatnya kakaknya belum juga pulang, sepertinya kakaknya akan pulang malam. Pekerjaan kakaknya  adalah seorang artis sekaligus penyanyi korea.

                Krystal membuka kulkas dan mengambil sebotol air putih dari dalam kulkas membawanya ke dalam kamar. Krystal berjalan ke balkon kamarnya. Sinar matahari sore langsung menerpanya saat berdiri di balkon kamarnya. Semilir angin senja terasa sangat menenangkan. Hari ini dia libur. Asistennya sudah mengatur seluruh jadwal membunuhnya. Krystal menyandarkan tubuhnya di balkon, matanya melayang jauh ke kejadian lima tahun lalu.

                Dimana kejadian itu merenggut seluruh kebahagiaannya. Kecelakaan yang terjadi di depan matanya, merenggut nyawa kedua orang tuanya. Krystal tidak ingat bagaimana kejadiannya, tapi yang ia tahu pasti, kalau kecelakaan itu sudah di rencanakan. Ada orang yang sengaja memasang bom di mobil milik ayahnya itu. Apabila ayahnya menginjak rem atau berhenti maka bom itu secara otomatis akan meledak.

                Krystal sebenarnya mengalami amnesia. Dia tidak bisa mengingat kejadian yang terjadi lima tahun yang lalu itu. Otaknya seolah menghapus semua ingatan yang terjadi pada lima tahun yang lalu. Dokter mengatakan kalau Krystal mengalami amnesia sementara. Tidak selamanya kenangan itu hilang dari otaknnya, tapi sewaktu-waktu akan kembali muncul dan semakin lama ingatannya akan kembali seutuhnya. Tapi setiap ingatan itu muncul, semua akan terasa menyakitkan bagi Krystal.

                Lamunan Krystal terhenti saat ponselnya berdering dari dalam kamar. Dengan langkah perlahan Krystal menghampiri ponselnya yang tergeletak di kasur tempat tidurnya. Tertera nomor yang tidak di kenal di ponsel Krystal. Krystal menekan tombol answer.

“Ne?” tanya Krystal.

“Baby Krys!” suara itu, suara Amber. ‘Bagaimana dia bisa tau nomorku?’ pertanyaan itu langsung terpikir di dalam benak Krystal saat suara namja yang kemarin malam ditemuinya di bar itu.

“Krys? Are you okay?” suara di ujung sana bertanya khawatir karena Krystal tidak bersuara sama sekali.

“N-ne? Darimana kau tau nomor ponselku?” tanya Krystal gugup.

“Apa kau tau Yuri hyung?” tanya Amber balik.

“Ne, tentu saja. Dia namjachingu eonni-ku. Wae?”

“Apa kau benar-benar tidak mengingatku?” suara namja itu kini terdengar lirih.

“Ne. Sebenarnya siapa kau? Aku tidak pernah ingat kalau aku pernah bertemu denganmu, kecuali tadi malam di bar itu.”

“Aku adalah masa lalumu. Aku tidak tau bagaimana kau bisa melupakanku, tapi aku ingin kau mengingatku Krys.” Suara namja itu penuh harap.

“Bisa kita bertemu?”

“Baiklah, dimana?” gumam Amber lemah.

“Di Twist cafe jam tujuh malam. Banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepadamu.”

“Baiklah.” Sambungan telpon itu terputus. Amber mematikan sambungan telpon itu.

                Krystal mendesah berat. Dia merasa ada beban berat di pundaknya. Entah kenapa. Krystal berjalan ke dapur, dia berniat membuat coklat hangat, masih ada dua jam lagi sebelum waktu mereka bertemu. Dia memutuskan untuk membuat pancake untuk mengganjal perutnya.


***


AMBER POV

                Aku menyandarkan tubuhku yang terasa sangat lelah di kursiku. Ruanganku memang sangat besar. Untuk sementara aku akan tinggal di korea, karena perusahaan yang aku pimpin sekarang sedang bekerja sama dengan salah satu perusahaan ternama korea Kim’s Corp. Sebenarnya aku tidak perlu turun tangan cukup Yuri hyung yang mengatasi ini, mengingat mereka bersahabat seperti itu. Tapi dia benar-benar sibuk dengan pekerjaanya sekarang ini.

                Aku sudah beberapa bulan ini di Korea, setiap hari aku berusaha mencarinya. Tapi tadi malam aku bertemu dengannya. Dan tadi pagi aku mendapatkan nomor ponselnya dari Yuri hyung yang ternyata adalah kekasih dari Jessica noona. Hari ini jam tujuh malam kami berencana bertemu. Aku tidak tau apa yang ingin dia bicarakan berdua denganku. Tapi yang aku tau, aku senang sekali. Aku senang sudah bertemu kembali dengannya. Yeoja-ku. Dia yeoja yang sangat ku cintai, satu-satunya.

                Sampai saat ini aku tidak dapat menemukan apa yang membuatnya melupakanku. Apa dia hilang ingatan? Tapi bagaimana bisa? Aku tidak ada mendengar dia mengalami kecelakaan, aku hanya tahu kalau kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil.

TOK

TOK

TOK

                Pintu ruanganku di ketuk, aku menyilahkannya masuk ke dalam. Ku lihat Suzy masuk ke dalam ruanganku. Hari ini dia mengenakan dres putih yang membungkus indah tubuhnya. Dia kelihatan cantik mengenakan dress itu sayang hatiku hanya untuk Krystal. Aku tahu kalau dia mencintaiku, tapi aku tidak bisa membalas cintanya. Maafkan aku Zy.

“Ada apa?” dia berdiri di depanku.

“Oppa, apa kau sibuk malam ini?” dia bertanya dengan semangat padaku, matanya berbinar saat mengatakannya.

“Mianhe Zy, malam ini aku ada janji makan malam dengan seseorang. Lain kali saja.” Aku menatapnya dengan pandangan meminta maaf. Dia mengangguk mengerti.

“Baiklah oppa. Lain kali saja.” Dia berusaha tersenyum, aku dapat menangkap raut kesedihan dari wajahnya.

                Sampai kapan kau akan mengejarku Zy? Sudah terlalu sering aku menyakiti perasaannya, tapi dia tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cintaku. Suzy keluar dari ruanganku perlahan. Aku merasa sudah terlalu jahat kepadanya. Kata maaf saja tidak cukup untuk menebus kesalahanku padanya. Aku terlalu banyak dan terlalu sering menyakitinya.

                Aku melirik jam tanganku, masih jam lima. Sebaiknya aku pulang, aku harus beristirahat sebentar dan mandi. aku tidak mau terlihat kusut dengan tampilanku yang sekarang di hadapan Krystal.

                Aku membereskan meja kerjaku dan keluar dari ruanganku. Aku berjalan perlahan, kulihat masih ada pegawai kantor yang tinggal. Saat di lobi aku bertemu dengan beberapa pegawai yang menyapa, aku hanya tersenyum sopan menanggapi mereka. Dengan langkah lebar aku melangkahkan kaki menuju mobilku yang di parkir agak jauh.


***


AUTHOR POV

                Amber datang beberapa menit sebelum Krystal, namja tampan itu mengenakan kemeja kotak-kotak warna biru dengan dalaman kaos berwarna putih. Jaket abu-abu menjadi pelengkap penampilan Amber malam ini. Namja itu terlihat sangat tampan. Tidak jarang para pengunjung perempuan menoleh dua kali kearahnya, bahkan ada yang terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada namja itu.

“Apa anda ingin memesan sesuatu?” seorang pelayang wanita berjalan ke mejanya, membuat Amber menolehkan kepalanya yang dari tadi mengarah keluar jendela.

“Aku mau coklat panas saja.” Pelayan itu menganggukkan kepalanya, setelah mengulangi pesanan Amber pelayan itu menghilang di balik pintu yang menghubungkan kafe itu dengan dapur.

                Bel yang ada di atas pintu kafe itu berdenting, menandakan ada seseorang yang masuk atau keluar. Pandangan Amber masih tertuju kearah luar jendela, kedua tangannya di masukkan dalam saku jaketnya.

“Sudah lama menunggu?” Krystal duduk di depan Amber.

“Tidak, aku juga baru datang. Kau mau memesan sesuatu?” tawar Amber.

“Yah... kurasa aku akan memesan cappucino untuk malam ini.” Amber melambaikan tangan memanggil salah satu pelayan yang kebetulan tidak jauh dari meja mereka.

                Pelayan itu menghampiri meja mereka berdua. Amber mengucapkan pesanan Krystal pada pelayan itu. Sebelum pergi pelayan wanita itu sempat tersenyum kearah namja tampan itu. ketampanan Amber memang akan membuat wanita menoleh dua kali kearahnya.

“Jadi, apa yang ingin kau tanyakan nona Jung?” Amber menatap Krystal, dia kembali memasukkan tangannya ke dalam saku jaket dan menyandarkan punggungnya santai.

“Aku ingin tahu. Apa kau mengenalku?” Krystal menatap Amber penuh dengan rasa ingin tahu.

“Tentu aku tahu siapa kau. Kau Krystal Jung So Jung, adik dari Jessica Jung So Yeon artis terkenal sekaligus penyanyi terkenal...”

“Bukan... Bukan itu maksudku! Maksudku, bagaimana kau bisa seakrab itu memanggilku dengan panggilan Baby Krys? Setahuku hanya eonni-ku dan orang tuaku yang memanggilku seperti itu.”

“Apa kau pernah mengalami kecelakaan? Atau terbentur sesuatu yang keras?” bukannya menjawab Amber malah melayangkan pertanyaan lain.

“Apa maksudmu? Aku tidak pernah mengalami kecelakaan atau terbentur sekalipun.” Krystal menatap namja di depannya itu tajam, sedangkan Amber menatapnya dengan pandangan serius.

“Apa kau benar-benar tidak mengingatku?” pandangan Amber melembut.

“Aku...” ucapan Krystal terpotong saat pelayan datang mengantarkan pesanan mereka berdua.

                Setelah mengucapkan terima kasih, tidak ada percakapan diantara kedua orang itu. hening. Kedua orang itu sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Apa yang ingin kau katakan tadi?” Amber memecah keheningan yang tidak nyaman itu.

“Aku... sebenarnya aku.. aku mengalami amnesia sementara.” Krystal menatap Amber.

“Apa? Maksudmu? Kau amnesia? Kau...” Amber tertawa seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan Krystal.

“Biar aku menjelaskan semuanya, biar semua ini jelas.”

                Mengalirlah cerita tentang kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya. Tentang trauma yang terjadi kepadanya. Selama Krystal bercerita Amber hanya memperhatikan tanpa menyela sedikitpun. Dia terlalu shock dengan informasi yang baru dia terima dari Krystal-nya itu. namja itu memperhatikan wajah Krystal yang nampak kesakitan saat menceritakannya.

“Apa kau sudah mengingat sedikit tentang masa lalumu yang hilang itu?” Krystal hanya menggelengkan kepalanya.

                Amber menghela nafas berat, jadi Krystal melupakannya. Amber memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit memikirkan semua yang dialami oleh Krystal.

“Aku akan membantu untuk mengembalikan ingatanmu.” Amber berucap tegas, membuat Krystal yang sedari tadi menunduk mengangkat kepalanya menatap Amber.

“Tapi..”

“Kita harus berusah Krys, tidak mungkin selamanya kau harus mengalami amnesia. Apa kau tidak ingin ingatanmu kembali?” Krystal mengigit bibir bawahnya. Dia nampak berpikir sejenak.

“Ku rasa tidak ada salahnya mencoba.”

                Amber tersenyum lebar, membuat wajahnya semakin tampan sontak Krystal menatap wajah itu dengan pandangan terpesona. Wanita mana yang tidak terpesona dengan namja yang ada di depannya itu. mereka berdua akhirnya terlibat pembicaraan yang seru. Tidak henti-hentinya Krystal tertawa melihat tingkah konyol Amber atau mendengar cerita-cerita konyol yang Amber lakukan selama di Amerika.

                Tidak jauh dari meja mereka, ada seorang yeoja yang menatap mereka dengan pandangan terluka. Yeoja itu berjalan keluar, tidak tahan melihat pemandangan itu. Yeoja itu berjalan menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari kafe itu. Runtuh sudah pertahanan yeoja itu, di dalam mobil itu dia menumpahkan seluruh kesedihannya. Yeoja itu menangis sejadi-jadinya. Dia hancur, melihat namja yang selama ini dicintainya bisa tertawa lepas dengan yeoja lain. Dia sadar kalau selama ini, namja itu tidak pernah melihatnya. Tapi dia terus dan terus berusaha agar namja itu mau membuka sedikit hatinya untuk dirinya masuk, tapi ternyata hati namja itu hanya untuk yeoja itu. Krystal Jung.

                Yeoja itu teringat sesuatu, dia harus menyingkirkan Krystal. Tidak ada yang boleh merebut Amber-nya. Dia harus melenyapkan Krystal. Dia bisa menyewa orang itu. orang yang dulu pernah membunuh kedua orang tua Krystal. Orang yang pernah ayahnya suruh untuk membantunya untuk menyingkirkan kedua orang tua Krystal.

                Yeoja itu mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak itu. yeoja itu tersenyum saat menemukan kontak itu masih ada disana dan masih bisa dihubungi.

“Ne?” suara di ujung sana menyahut.

“Bisa kita bertemu, aku ada tugas untukmu.”

“Tentu.”

“Ku tunggu di apartemen milikku jam lima sore besok.”

                Telpon itu terputus, orang diseberang sana sudah memutuskannya. Yeoja itu menyeringai, aura kebencian memancar jelas dari matanya.

“Krystal Jung bersiaplah.”

TBC



Maaf ceritanya gaje

Selasa, 08 April 2014

Karena itu kamu

Karena itu kamu, hidupku jadi lebih bermakna
Karena itu kamu, hidupku berubah
Karena itu kamu, aku dapat merasakan apa itu rasanya bahagia
Karena itu kamu, semua terasa mudah
Karena itu kamu, yang membuat jantungku berdesir aneh
Karena itu kamu, sosok yang ingin kulindungi
Karena itu kamu, yang membuatku selalu gugup
Karena itu kamu, sosok yang selalu di hatiku
Karena itu kamu, sosok yang sangat ku cintai
Karena itu kamu, sosok yang menggenggam erat hatiku
Terima kasih sudah hadir di dalam hidupku